Senin, 28 Februari 2011

ujung jalan itu...

        Menangislah bila harus menangis karena kita manusia. ....
Dulu ada seorang teman pernah berkata,.. kenapa kamu sedih terus kapan bahagianya? Sambil berlalu ia hilang di hadapanku. Kata-kata itu begitu menukil di benak, juga membuatku berfikir sedikit membenarkan ucapannya. Aku mulai merangkai kata mencoba berjanji pada hati. "jangan menangis lagi".
         

Sabtu, 26 Februari 2011

Belum berjudul

         Tersenyum ku memandangi pondok mungilku berwarna ungu ditopang hijau. Hari ini aku tengah menambah bunga mawar putih di taman keciku yang berpola y, mawar ini sepertinya sudah banyak yang mulai meranggas padahal aku selalu berusaha merawat dan menjaganya sepenuh hatiku. Tiba-tiba lamunanku pecah kala sesuatu  menyentuh pundakku. Ternyata dia lelakiku, " kenapa melamun sayang?"  Ah ga apa-apa, jawabku spontan. Bener nih ga kenapa- kenapa? ia.. aku menguatkan. 
          Lelakiku tengah sibuk melakukan segala hal, dan selalu berkata semua ini demi kita.Hm, bahagia rasanya mendengarnya, walau beberapa tahun tlah lewat tak banyak yang telah diperbuatnya. Kadang ku berteman dengan pikiranku sendiri, apa si yang dikerjakan lelakiku itu. Kadang aku juga khawatir akan kesehatannya bila pekerjaannya terlalu diporsir. Aku mencemaskannya karena ku tahu jiwa mudanya tak sebanding dengan fisiknya. Aku juga tak mampu berbuat banyak untuk membantunya. Malah seringnya yang kulakukan mungkin menuntut ini dan itu.
                                                                            *****

              

Lelaki Kecilku

           Kata-kata yang ku rangkai mungkin taklah indah, tapi mengungkapkan sesuatu yang tlah lama kutinggalkan menjadi sesuatu keindahan yang tak terlukiskan. Begitu banyak masa yang tlah lewat terpendam di benak menjadi tumpukan yang tak terkira. Apa yang terurai kadang menjadi kacau,tak jelas arahnya. 
            Seperti saat ini aku tak tahu apa yang akan ku tuangkan. Aku hanya ingin menyentuh tiap tuts huruf di atas laptopku. Sesekali kupandangi wajah lelaki kecilku yang baru tertidur. Beberapa hari ini batuk begitu menyiksanya. Seharian ini batuk terus menggelitikinya, hinggga membuatnya ogah minum susu padahal cuma cairan itu hobinya. Sebulan terakhir ini dia menghampiriku tatkala ku menawarinya minum obat, tapi memusuhiku kala ku menawarkan semangkuk makanan. Untuk balita seusianya, mungkin aneh didengarnya. Tapi itulah  lelaki kecilku. Mungkin dia lebih dulu mengenal obat ketimbang siapa ibunya.
           Dua tahun tlah lewat, namun sampai detik ini obat masih menjadi menu yang tiap hari tersaji. Aku kadang bosan memberinya itu, tapi  aku malu sendiri ketika dengan wajah juga kata polosnya berkata" minum obat biar sembuh?". Sejak usianya lima hari hingga kini tak terhitung jumlah obat yang masuk ketubuhmya. Aku tahu semangatnya jauh lebih kuat dibanding aku sendiri ibunya. Wahai lelaki kecilku maafkan ibu, yang tak dapat berbuat banyak untukmu selain berusaha dan berdoa untuk kesembuhanmu. Ibu juga belajar atas kesabaran dan semangatmu untuk sembuh. Ya Allah berilah kesembuhan lelaki kecilku.
            Tadi untuk kesekian kalinya lelaki kecilku bersua dengan dokter khususnya, setelah diperiksa , dokter bilang hari Rabu ke sini lagi ya..? Aku hanya bisa menarik napas panjang. Dalam rentang sebulan ,dua kali berkunjung itu sudah sering terjadi. Hati kecilku berkata semoga sudah sembuh hingga tak harus datang lagi.
                                                           
                                                                   ***************
            Jumat, sehari sebelum valentine tiba merupakan hal yang tak terduga. Ternyata hari itu aku harus melahirkan bayi dalam kandunganku walau belum waktunya. Ketika pagi menjelang cairan yang seharusnya belum keluar sudah mengalir seperti  kran. Alhasil sebelum shalat Jumat tiba aku telah mendengar suara tangisan bayi  keras sekali. Walau detak jantungnya sempat tak beraturan karena ketuban telah kering hingga  akhirnya dokter memutuskan untuk cesar. Kulitnya putih, ada belahan di dagu, bibirnya merah, Syukur alhamdulilah  dia baik-baik saja, Lengkap semua anggota badannya. Aku telah memiliki lelaki kecil yang tampan.Terima kasih ya Allah.
           Ketika malam tiba lelaki keciku menangis tapi tangisannya tak sekuat ketika dia dilahirkan. Saat di beri susu dia seakan menolak. Dag-dig dug jantungku,ada apa ini. Setelah diperiksa akhirnya dia di bawa ke ruang perinatologi. Aku masih berpikir dia tidak akan apa-apa. Tapi sepertinya tak sesederhana itu yang terjadi. Bahkan dia belum pulang saat aku diijinkan pulang oleh dokter. Senin siang dengan suara terisak perawat yang juga kakak sepupuku memberi tahuku. Lelaki kecilku yang lucu, memiliki kelainan usus yang membuatnya tak dapat buang air walau empat hari sudah dilahirkan. Seketika tangisku pecah.. apalagi saat tahu cuma operasi jalan satu-satunya. Tak kuhiraukan ucapan disekelilingku yang melarangku menangis kuat-kuat karena luka cesarku belumlah sembuh. Hari itu aku tetap pulang walau meninggalkan lelaki kecilku. Sebelum pulang aku sempat menjenguknya. Dia membuka matanya seolah meminta tolong, perutnya mulai kembung, kulihat selang di mulutnya mengeluarkan caitran berwarna kehijauan. Infus melekat dibagian tubuhnya yang lain menjaga agar kondisinya tetap stabil. Kutinggalkan dia dengan segala gundah dan kecemasan yang tak terkira.
           Senin malam kakakku mengabari lelaki kecilku harus pindahkan ke rs yang ada bagian bedah. Tapi kami harus menyediakan dp 10 juta karena diperkirakan biayanya lebih dari 20jt. Tangisku makin pecah,  uang segitu tak dapat disediakan dalam waktu dua jam,syukur alhamdulilah keluarga memberikan dukungan  akhirnya keesokan harinya dia bisa di bawa ke rs HK. Setelah diteliti lelaki kecilku menderita Hirsprung. Dokter menjelaskan kelainan itu terjadi karena ada sebagian syaraf di usus yang tidak berfungsi sehingga tak dapat mendorong kotoran keluar. Jalan terbaiknya adalah membuang bagian tersebut dengan jalan operasi.
         Rabu siang ponselku berbunyi, ternyata perawat mengabari jam 13.00 lelaki kecilku akan di operasi. Di sana lelaki kecilku tanpa keluarga hanya bersama tim dokter dan perawat. Kuberi tahu keluargaku dan langsung menuju ke sana. Aku hanya bisa menangis tak berbuat apa-apa, mengalirkan air mata sembari berdoa semoga baik-baik saja. Ponselku terus berbunyi memantau keadaan lelaki kecilku. Beberapa jam terlewati alhamdulilah operasi berjalan lancar. Aku berpikir penyakitnya sudah hilang. Tapi ..... hari itu aku baru tahu operasi itu bukanlah jadi yang terakhir...tapi nanti akan ada yang kedua. Untuk operasi ke dua harus menunggu berat badannya 7 kg atau usianya 9 bulan. Selama penantian itu lelaki kecilku harus bab melalui usus yang menonjol keluar di bagian perut kirinya. Seketika waktu terasa terhenti, ya Allah begitu berat ujian yang kau berikan untukku, Aku tahu aku banyak melakukan kesalahan tapi... haruskah seberat ini??? Aku terus mengutuki diri kenapa lelaki kecilku, kenapa...?
                                                                 *********
           Tubuhku terasa lelah, baru semalam akhirnya lelaki kecilku dapat tidur pulas. Malam sebelumnya batuk makin menggelitik hingga membuatnya muntah-muntah. Bahkan megap-megap tak kuasa melawan. Tubuh mungilnya membuatku tak kerasan melihatnya. Ku usap-usap dada dan punggungnya  mencoba sedikit meringankan deritanya. Hanya 30 cc susu seleranya, selebihnya dia lemparkan botol itu jauh-jauh darinya. Di usianya yang kedua beratnya baru 9,5 kg dengan tingggi 82 cm.
                Pagi tadi ketika subuh menjelang suara lelaki kecilku membangunkanku,..."mama susu?". Aku terhenyak, tapi aku bersyukur kondisinya mulai membaik, dia sudah berselera dengan satu-satunya favoritnya.
Cemas sempat hinggap lagi, ketika kuberanjak kerja dengan suara dan tatapan lugunya ia berkata, "mama jangan kerja".

Senin, 21 Februari 2011

Kehilangan

           Malam kian larut, beribu kenangan  teruntai di benak tak dapat terurai karena waktu. Telah hilang masa di mana teman setia cuma tinta dan lembar polos. Telah kutinggalkan itu pertengahan Mei tiga tahun silam. Kadang aku merasa kehilangan, rutinitas yang kujalani selama berapa dekade tak dapat kulakukan lagi. Tak ada orang melarang,hanya hati kecilku sendiri membungkam setiap niat terbersit di angan. Mungkin hal ini sedikit banyak mempengaruhi pikiranku.Tak ada tempat curhat paling setia kecuali dia. Selalu ada di dekatku saat ku menangis bahkan saat air mataku tak dapat menetes lagi. Kini ada pengganti namun tak dapat ku sejujur pada teman setiaku dulu.

Cinta Tak ada Logika....

Kd , Raul segera menikah, berita itu yang tengah wara-wiri di infotaiment seluruh stasiun tv minggu ini. Ada yang bilang Kd ,telah menemukan cinta sejatinya,Lho..selama 13 tahun dia menikah apakah itu bukan cinta sejati,..apakah cinta itu sejati bila dibangun di atas perselingkuhan? hanya mereka yang menjalaninya yang tahu...cinta memang tak ada logika seperti judul lagunya Agnes Monica.