Senin, 28 Maret 2011

Sebuah Peron Stasiun





Ku duduk di peron sebuah stasiun kesukaanku,

sembari menghitung-hitung waktu,
menatap detak detik itu
Anganku terbang bersama mimpi yang hendak kita labuh, sebuah negeri antah yang cuma kita..
Pondok mungil hijau ungu bertabur bunga, dihias cinta, diselimuti kasih
naungan kita mengukir segala-gala
menyemai benih, hingga memetiknya
merawatnya tumbuh sampai tutup usia

Suara menderu melaju... memanggil, menghenyak lamunanku
kereta pertama telah lalu, namun tanpamu
aku hanya tersipu tapi tak ragu karena cintamu selalu menguatkanku

Anganku mulai tak tentu, menyelinap relung-relung sukma penantian

Akan kulukis dinding-dinding pondok hijau ungu dengan tinta waktu perjalanan kita yang semanis madu hingga pahit selayaknya empedu..
Tiap waktu akan kusapa kau dengan senyuman, meracik sajian kesukaanmu
menjamu di ruang itu melahap puncaknya penuh selera



deru kembali melaju, hatiku mulai tak tentu debarannya terus memburu
Aku yakin Kau.....
Kau akan menjemputku
Ku akan melihat cerah wajahmu, menyapaku dengan senyuman yang meneduhkan
menghampiri penuh kehangatan, mengulurkan tangan, memegangku erat tak terpisahkan selalu....

"Ayo Sayang kita labuhkan impian kita" (kata mu)


Aku berhambur, terkesiap bangkit hendak menyambut kereta kedua
namun derunya makin hilang ditelan bayang
tertundukku layu membisu?

Kembali ku duduk di peron stasiun kesukaanku menunggu waktu
Tak sadar ternyata orang di sekitarku memandangku penuh selidik sembari berbisik
menelisik...
Aku hanya menebar seyum manis yang getir tiada guna nyinyir
membuang pandang yang menerawang berupaya membunuh sepi sunyi sendiri


Kucari pesan-pesanmu ditumpukan puisimu

" Tetaplah menungguku di peron stasiun kesukaanmu, hitung bebatuan ganjalan rel dan ikuti liukannya di setiap kelokan kelak kau akan tahu. Aku telah usai menyiangi rerumputan . Sabarlah jangan wasangka. Aku nujumu.."

Hati teduh membaca pesanmu gerimispun luruh di wajahku

Kereta ketiga akan melintas, ku menatap cemas, debar jantungku makin memburu waktu
kali ini harus ada kau,..tahukah? hatiku galau.. aku lelah menantimu..
namun ku masih di sini di peron stasiun kesukaanku setia pada waktu...
menunggumu, menantimu menjemputku memberikan sekuntum ketulusan dan kesucian cintamu lewat mawar putih kesukaanku nuju impian yang hendak kita labuh....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar